Hari ini saya berkesempatan untuk merasakan dan melihat keindahan alam dari atas Puncak GunungKidul yaitu Puncak Tugu Magir, yang disana terdapat sebuah Embung yang amat terkenal dan fenomenal :D yaitu Embung Batara Sriten atau biasa disebut embung sriten. Terletak di Bukit Sumilir, Dusun Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan, Nglipar, Gunungkidul.
lanjut ke cerita.......
Setelah makan siang, kami berangkat menuju Desa Baturturu dengan sepeda motor, karena Jam sudah menunjukan waktu Sholat Dzuhur, sebagai hamba yang taat pada perintah Agama, kami menunaikan sholat dzuhur terlebih dahulu sekaligus memarkir motor kami dimasjid tersebut.
Oke sebelum saya melanjutkan bercerita ada baiknya saya menjelaskan apa sih embung itu ?? mungkin sebagian orang belum banyak yang tau dan bertanya-tanya apasih embung.. seperti apa sih embung itu.. jadi Embung itu adalah semacam tempat menyimpan air atau waduk buatan yang sengaja dibuat untuk saluran irigasi.
Iki Lho Embung,.. |
Lanjut ke cerita perjalanan.....
untuk menuju embung batara sriten ini butuh perjuangan, terlebih jika tidak biasa berjalan kaki di medan pegunungan yang selalu menanjak tiada habisnya dengan kontur licin dan terjal dan juga luasnya hanya setapak lalu ada jurang di kiri atau kanan nya, membuat tiap kali kaki ini melangkah harus extra hati-hati, salah berpijak bisa terperosok ke jurang yang dalam, dimulai dari melewati jalan setapak sebelah makam silote baturturu terus naik saja menyusuri jalan setapak.
Jalan yang dilalui amat berbahaya dan licin pastikan kaki kita mendapatkan pijakan yang kuat dan tetap berhati-hatilah... sebetulnya track ini tidak layak untuk anak kecil karena sekali lagi amat berbahaya.
Berjalan kaki memang sangat melelahkan apalagi bagi yang tidak biasa berjalan jauh. Yaa tapi ini lah perjuangan siapa yang bisa menakhlukannya maka ia layak menikmati keindahan alam nya.
suasanya benar- benar, sejukk, karena angin yang berhembus tiada henti dan banyak pula pepohonan rindang yang bisa dijadikan untuk tempat berisitirahat melepas lelah mengendurkan urat urat kaki :D
meskipun kami mendaki sekitar jam 12 siang namun suhu udara tetap terasa sangat sejukk.
pendaki cilik :D |
setelah mengatur pola nafas agar lebih teratur
lalu kami berjalan menuju warung yang terletak di sisi samping embung batara sriten untuk membeli beberapa minuman, karena selama perjalanan tadi kami tidak minum sama sekali dan tenggorakan ini amat kering kerontang.
warung disisi samping embung |
bagian dalam warung |
dari dalam kita bisa melihat pemandangan yang ada diluar. |
Setelah rasa dahaga kami hilang,, kami melanjutkan untuk melihat sekeliling embung batara sriten, melihat dari dekat betapa indah nya danau buatan di atas awan ini.
Embung Batara Sriten |
mengenai fasilitas di embung batara sriten sudah lumayan bagus dan tertata, ada beberapa gazebo atau saung untuk berteduh melepas lelah sambil ndusel-ndusel cemewew jikalau ada sih :D, adapula warung di sisi depan dan di sisi belakang yang menjajakan aneka makanan dan minuman, Untuk harga makanan dan minuman disini santai mawon, harganya sama seperti di warung warung ditempat lain kok, alias tidak dimahal-mahalin. terdapat pula satu Pendopo untuk mengadakan pertemuan yang berukuran cukup besar, dan yang terakhir adalah Toilet. sebagai tempat wisata ,Toilet adalah salah satu fasilitas yang wajib ada, karena panggilan alam suka tidak mengenal waktu dan tempat.
Pendopo |
Gazebo |
Sekedar informasi, Embung batara Sriten ini merupakan embung atau waduk buatan tertinggi di Yogyakarta. Bahkan ada yang menyebutkan kalau tertinggi pula di jawatengah.
Fungsinya untuk apa sih ?? fungsinya yaitu untuk mengairi kebun buah manggis, kelengkeng, durian, karena nantinya embung ini diproyeksikan sebagai tempat Argowisata dan kabarnya nantinya akan dibangun tempat olahraga paralayang berkelas International.. waahhh kerenn kan.
Maka dari itu yuk mari kita jaga kebersihan dan fasilitas yang ada, buang sampah pada tempat yang sudah disediakan dan jangan iseng coret-coret fasilitas yang sudah disediakan.
Pada saat cuaca cerah seperti ini , kita bisa melihat Waduk Jombor Klaten, Wonosari, Sleman, Yogyakarta, bahkan kita juga bisa melihat Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri.
Embung batara sriten ini merupakan salah satu spot instagramable loh di Yogyakarta, terbukti setiap orang yang kesini pasti mengabadikan momenya dengan selfie, atau grupie atau couplefie dll dehh :D, nih contohnya :
sayangg .... Awan mendung sudah bergelayut di langit-langit.. saat nya kita bergegas pulang, walaupun jujur belum puas rasanya berkeliling menyusuri setiap sudut embung ini tetapi kami harus pulang karena kalau hujan sampai turun bisa dipastikan kami tidak akan bisa berjalan turun ketempat awal kami tadi memarkirkan kendaraan karena kondisi jalan bakal licin parahh.
Sebelum pulang kami foto foto dulu, di lahan berbentuk bintang berwarna hijau di sebelah parkiran.
Sebetulnya untuk menuju kesini anda bisa menggunakan kendaraan pribadi anda masing masing, rutenya dari kota Yogyakarta silahkan mengikuti jalan ke arah Gunungkidul lalu sesampainya di pertigaan Nglipar belok kiri ikuti saja jalannya hingga ketemu Balai Desa Pilangrejo, kalau sudah sampai disitu sudah banyak Plang plang petunjuk arah menuju Embung batara sriten,
atau jika ada membawa alat navigasi silahkan ini maps nya . berada di Koordinat GPS S7°49’56” E110°37’54”.
Lokasi tepatnya di padukuhan Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan, Nglipar, Gunungkidul. Yogyakarta
Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan kala anda membawa kendaraan anda kesini pastikan kondisi mesin, ban, klakson dan rem dalam kondisi yang baik dan prima. Karena nanti anda akan disuguhkan dengan tanjakan, tikungan dan turunan yang amat tajam sehingga anda harus extra harus hati hati, dan juga jangan lupa membunyikan klakson saat anda melintasi tanjakan dan tikungan untuk memberi tanda kepada pengguna kendaraan lain kalau ada kendaraan dari arah sebaliknya.
untuk anda yang memiliki kuota data lebih bisa menyaksikan video perjalanan yang sudah saya upload ke youtube .
Eh ini jauh dari nganggeran ??? atau tetanggaan ???
BalasHapuslumayan jauh om cum, kisaran 20 an kilo lah jarak dari nglanggeran ke sriten..
BalasHapus