Mlaku Mlaku Di Gunung Api Purba Nglanggeran.


Gunungkidul………… kampung halaman yang kian hari makin ciamik untuk dikunjungi, beragam destinasi dan kampung kampung wisata mulai marak bermunculan. Makin membuat hati ini rindu.

Sekarang siapa yang tidak tahu daerah Gunungkidul, daerah yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Yogyakarta ini memiliki sejuta pesona pariwisata yang membuat siapapun yang berkunjung kesana akan betah berlama lama dan pasti menyimpan hasrat untuk kembali.

Selain hamparan pantai yang berpasir putih bersih, jajaran perbukitan yang menjulang tinggi, Gunungkidul juga menyimpan banyak tempat wisata lain yang bisa anda kunjungi seperti, Air terjun, Wisata Goa, Embung, Hutan Pinus, dan masih banyak destinasi wisata yang lain yang kini mulai bermunculan.

Malam itu saya mengirim short message kepada teman saya untuk menemani saya berkunjung ke Gunung Api Purba Nglanggeran. Lalu ia membalas pesan saya dan berkata, “siappp boss besok kita 
mas Rohmad
berangkat jam 8 pagi aja ya”.

Oiya perkenalkan ini teman saya mas Rohmad., 

tepat jam 8 pagi dia menjemputku.. saya pun bergegas menyiapkan Kamera dan Sandal gunung kesayangan yang telah setia menemani setiap langkahku menjelajah ke berbagai tempat.

Kami pun berpamitan kepada orang yang dirumah dan berangkat menggunakan sepeda motor, kondisi jalanan menuju lokasi sebetulnya sudah sangat bagus dan muluss,sudah di aspal hotmix, namun tetap harus berhati hati karena jalanan berkelok dan banyak tanjakan turunan, untuk mobil minibus sih dengan sangat mudah bisa melewati akses jalan ini tetapi kalau untuk bus dengan ukuran besar sepertinya akan sangat sulit karena lebar jalan yang kurang memadai terlebih saat melintasi tikungan yang tajam.  perjalanan tidak terlalu lama sekitar 60 menit kami sudah sampai di Parkiran Gunung Api Purba Nglanggeran.

Setelah memamarkirkan kendaraan saya langsung menuju loket tiket untuk membeli tiket masuk seharga Rp. 7000. Rupiah.. wah sangat murah bukan. 

Lanjut saya mensetting kamera saya dan mas rohmad saya minta untuk mengambilkan foto saya di depan Tulisan Selamat Datang :D, cekrekk,, Cekrekk,


Lalu kami melanjutkan perjalanan dengan semangat yang ber api-api, dari pendopo kami berbelok ke arah kiri lalu berjalan melewati track yang sudah ada. Tak lama kami berjalan kami mendapat teman seperjalanan, Pak Ubro namanya, wisatawan asal cirebon yang sedang berwisata di Yogyakarta dan sengaja ingin mendaki Gunungapi purba Nglanggeran awalnya ia mendaki sendirian karena keluarganya tidak ikut dan lebih memilih menunggu dibawah, lalu kami pun melanjutkan perjalanan menuju puncak bertiga. 


Waaaww ini sempit banget, kita harus melewati jalan yang dihimpit oleh dua batu yang amat besar lalu menunduk, sepintas lorong ini mirip di film 127 Hours. Setelah melewati jalan yang sempit ini kami terus berjalan melewati jalur tracking yang sudah tersedia. 

setengah perjalanan kami lalui, dan kami beristirahat dan menyempatkan diri untuk mengambil beberapa foto



sembari kami beristirahat mengatur nafas yang sudah mulai tak beraturan, mata kami dimanjakan dengan pemandangan batu yang amat bersar disisi kiri dan melihat bentangan sawah disisi depan,, sungguh indah ciptaan mu ya Rabb.

Mendaki itu melelahkan dan cukup menguras energi. Karena itu pastikan kamu membawa bekal minuman yang cukup sebab tidak ada yang berjualan. Jangan tiru apa yang kami lakukan karena awalnya kami bertaruh untuk kuat kuatan sampai puncak tidak minum tetapi yang ada malah menyiksaa diri sendiri untung saja tidak dehidrasi hahaha.

Ditengah perjalanan kami membaca petunjuk arah ke sumber mata air Comberan, dan kami berniat kesana untuk sekedar minum dan menghilangkan dahaga yang teramat sangat terasa ini. Tiba kami di pintu masuk menuju  mata air comberan  yang terdapat tulisan area suci, wanita yang sedang haid dilarang masuk dan tolong jaga sikap dan lisan, dan konon mata air comberan Merupakan mata air yang tidak pernah surut walaupun musim kemarau. Ditempat itu terdapat tempat pemujaan dan pertapaan yang digunakan oleh orang –orang terdahulu.. dan ternyataa akses jalan menuju mata airnya amat sulit dan berbahaya karena kami harus menuruni batu yang miring sempit dan tidak ada pegangan jadi kami bertiga mengurungkan niat kami turun kebawah mengunjungi mata air comberan.

Meskipun tenggorokan, mulut ini amat lah kering kerontang dan kaki yang semakin tidak bersahabat karena cukup melelahkan juga mendaki kepuncak sehingga kami berhenti sejenak bersandar pada pepohonan yang ada. 


Setelah pola nafas mulai beraturan kembali kami melanjutkan langkah kaki di imbangi dengan semangat yang membara pada hati ini untuk bisa sampai puncak. banyak sekali Jembatan dan Tangga yang sengaja dibuat untuk memudahkan kita kala kita melewatinya seperti tangga yang satu ini. 

And than yeahh tak terasa perjalanan yang kami telah lalui, kami pun menemukan plang menuju dua arah puncak, puncak utara dan puncak selatan,



akhirnya puncak sudah didepan mata dan kami segera mempercepat langkah kaki hingga pada akhirnya kami sampai dipuncak selatan…



kerenn bangett gennggs, dari sini kita bisa melihat deretan batuan-batuan besar yang membentuk gunung api purba ini semakin keren dengan megahnya dan melihat Embung Nglanggeran yang berada dibawah sana. saya pun segera beraksi dengan kamera saya.

700 MDPL

jumppp 
akuu maburrrr pakk

tinggi puncak Gunung Api Purba Ngelanggeran itu 700 MDPL jadi meskipun cuaca terik seperti ini, tetap saja udara nya sejuk nan segar.


bagi kamu yang mau liburan kesini, ini nih saya bagikan rutenya..


Lokasi Gunung Purba Nglanggeran bisa ditempuh melalui tiga arah. Pertama, dari Prambanan melalui rute Pasar Prambanan, Piyungan, Bukit Bintang Patuk, Radio GCD FM. Kemudian belok kiri kira-kira 7 KM menuju arah Desa Ngoro-oro dimana berlokasi berdirinya aneka antene stasiun-stasiun transmisi. Lalu menuju arah ke Nglanggeran. Persisnya berhenti di Pendopo Joglo Kalisong alias Gunung Nglanggeran. Jarak tempuh kira-kira 20 km dari Prambanan.

Kedua, dari arah Wonosari melalui rute Bunderan Sambipitu, lalu ambil kanan arah ke dusun Bobung –pusat kerajinan topeng—dan kemudian menuju Desa Nglanggeran. Jarak tempuh sekitar 20 km dari Kota Wonosari.


Ketiga, dari arah Utara melalui rute Pertigaan Bendogantungan di Klaten menuju arah Selatan melalui RS Jiwa Koloni Soedjarwadi, Pasar dan Kecamatan/Tugu Wedi, Pesu, Mawen, Teluk, Jogoprayan, Tumpang, Sampang dan kemudian naik menanjak menuju Kawasan Baturagung. Jarak tempuh kira-kira 20 km dari Bendogantungan. sumber (http://jalanjogja.com/)

atau bisa dilihat di google maps.
Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia (lihat peta)
Koordinat GPS: -7.84057, 110.54499

Komentar